Tendensi SentralPage, Keberagaman/Sebaran DataPage, Posisi DataPage
Tendensi Sentral (Central Tendency)
Tendensi sentral adalah sering djadikan acuan memahami distribusi dari suatu data, dianggap sebagai sumber informasi penting yang menggambarkan distribusi suatu gejala atau fenomena. Di dalam modul ini akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan tendensi sentral, fungsi dari tendensi sentral, cara menentukan suatu tendensi sentral, serta kapan suatu tendensi sentral digunakan
Distribusi Data Dalam analisa statistika, dikenal berbagai jenis distribusi data.
BRX = nilai rata-rata sejumlah nilai rata-rata
MEDIAN
Adalah nilai data observasi yang berada di tengah-tengah urutan data tersebut, atau data observasi yang membagi data observasi yang sudah diurutkan menjadi 2 bagian yang sama banyak.
Nilai median data observasi diberi symbol Md
Ada 2 macam Median :
a. Median data observasi tidak berkelompok, dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
o Urutkan data observasi dari kecil ke yang besar
o Tentukan letak median dengan rumus
o Tentukan nilai median
Contoh :
Data Ganjil
Berikut ini adalah skor tes prestasi 9 karyawan PT. Probo :
78 56 66 94 48 82 80 70 76
Median skor tes 9 karyawan tersebut ditentukan dengan cara :
Median skor tes 9 karyawan tersebut ditentukan dengan cara :
No urut | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
Nilai | 48 | 56 | 66 | 70 | 76 | 78 | 80 | 82 | 94 |
Letak Median : 9 + 1
2
: 5
jadi letak median pada urutan data ke 5
Data Genap
Berikut ini adalah skor tes prestasi 10 karyawan PT probo
78 56 66 94 48 82 80 70 76 96
Median skor tes 10 karyawan tersebut ditentukan dengan 2 cara :
No urut | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | |
Nilai | 48 | 56 | 6 | 70 | 76 | 78 | 80 | 82 | 94 | 96 |
Letak median : 10 + 1
2
: 5.5
Jadi letak median pada urutan data 5.5 atau terletak di antara no urut 5 dan 6 kemudian di bagi 2
Median (Md) = 76 + 78 = 77
2
b. Median data observasi berkelompok, dapat ditentukan dengan langkah-langkah :
o Tentukan kelas median dengan rumus
Kelas Median : N
2
o Tentukan median dengan rumus
Contoh berikut ini data mengenai laba PT Probo bulan April 2006
Langkah untuk menentukan median :
Jadi kelas median adalah kelas yang ditempati oleh frekuensi kumulatif 15
Frekuensi kumulatif berada di kelas no 3
o Menentukan Median dengan rumus
3. MODUS (Mo)
a. Merupakan suatu nilai yang paling sering muncul (nilai dengan frekuensi muncul terbesar)
b. Jika data memiliki dua modus, disebut bimodal
c. Jika data memiliki modus lebih dari 2, disebut multimodal
Ada2 macam modus :
a. Modus data observasi tidak berkelompok
Contoh :
o Berikut ini skor tes prestasi PT Probo :
70 56 66 70 48 82 80 70 76 70
frekuensi terbesar adalah 70 yaitu ada 3 orang
jadi modus skor prestasi karyawan PT. Probo : 70
o Berikut adalah data sampel tentang nilai sewa bulanan untuk satu kamar apartemen ($). Berikut adalah data yang berasal dari 70 apartemen di suatu kota tertentu:
Rata-rata Hitung (Mean)
Median
Karena banyaknya data genap (70), maka median merupakan rata-rata nilai ke-35 dan ke-36, yaitu
(475 + 475)/2 = 475
Modus = 450 (muncul sebanyak 7 kali)
b. Modus data observasi berkelopok, dapat ditentukan sebagai berikut :
o Tentukan kelas modus yaitu yang mempunyai frekuensi terbesar.
o Tentukan modus dengan rumus.
Contoh :Berikut ini data mengenai laba PT. Probo bulan April 2006
Dari contoh Bengkel Hudson Auto
DATA BERKELOMPOK (L)
Rata-rata Hitung (Mean)
– Kelebihan:
Melibatkan seluruh observasi
Tidak peka dengan adanya penambahan data
Contoh dari data :
34 5 9 11 Rata-rata = 6,4
34 5 9 10 11 Rata-rata = 7
– Kekurangan:
Sangat peka dengan adanya nilai ekstrim (outlier)
Contoh: Dari 2 kelompok data berikut
Kel. I : 3 4 5 9 11 Rata-rata = 6,4
Kel. II : 3 4 5 9 30 Rata-rata = 10,2
nMedian
– Kelebihan:
Tidak peka terhadap adanya nilai ekstrim
Contoh: Dari 2 kelompok data berikut
Kel. I : 3 4 5 13 14
Kel. II : 3 4 5 13 30
Median I = Median II = 5
– Kekurangan:
Sangat peka dengan adanya penambahan data (sangat dipengaruhi oleh banyaknya data)
Contoh: Jika ada satu observasi baru masuk ke dalam kelompok I, maka median = 9
Modus
– Kelebihan:
Tidak peka terhadap adanya nilai ekstrim
Contoh: Dari 2 kelompok data berikut
Kel. I : 3 3 4 7 8 9
Kel. II : 3 3 4 7 8 35
Modus I = Modus II = 3
– Kekurangan:
Peka terhadap penambahan jumlah data
Contoh: Pada data
3 3 4 7 8 9 Modus = 3
3 3 4 7 7 7 8 9 Modus = 7
Hubungan antara Mean, Median, dan Modus
Mean, median, dan modus dapat digunakan untuk mengetahui kemiringan kurva poligon distribusi frekuensi data observasi.
Standar Deviasi (Simpangan Baku)
Simpangan baku adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Simbol simpangan baku populasi (σ atau σn) sedangkan untuk sampel (s, sd atau σn-1)
a. Simpangan Baku Data Tunggal
Data nilai ujian Teknik Pondasi mahasiswa Reguler Semester 4
b. Simpangan Baku Data Berkelompok
Contoh
Berikut ini adalah data panjang jalan di sebuah daerah dalam satuan kilometer.
5, 6, 7, 3, 2
Hitunglah kuartil dari data panjang jalan tersebut?
Jawab:
Jika kumpulan data itu dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama, maka didapat sembilan pembagi dan tiap pembagi dinamakan desil.
RUMUS
Contoh
Misalkan kita ingin mencari desil ke-1, ke-5, dan ke-9 atau D1, D5, dan D9 dari data yang tertera pada table yang telah dihitung Q1, Q2, dan Q3-nya itu.
- Ø Mencari D1:
Titik D1= 1/10N= 1/10X60= 6 (terletak pada skor 37). Dengan demikian dapat kita ketahui: 1= 5,50; fi= 4, dan fkb= 3.
D1= 1 + (1/10N-fkb) —D1=36,50 (6-3)
Fi 4
= 36,25
- Ø Mencari D5:
Titik D5= 5/10N= 5/10X60= 30 (terletak pada skor 40). Dengan demikian dapat kita ketahui: 1= 39,50; fi= 12, dan fkb= 18.
D1= 1 + (5/10N-fkb) —D1=39,50 (30-18)
Fi 12
= 40,50
- Ø Mencari D9:
Titik D9= 9/10N= 9/10X60= 54 (terletak pada skor 44). Dengan demikian dapat kita ketahui: 1= 43,50; fi= 3, dan fkb= 53.
D1= 1 + (9/10N-fkb) —D1= 43,50 (54-53)
Fi 3
= 43,17
PERSENTIL
Persentil yang biasa dilambangkan P, adalah titik atau nilai yang membagi suatu distribusi data menjadi seratus bagian yang sama besar. Karena itu persentil sering disebut ukuran perseratusan.
RUMUS
Pn= 1 +(n/10N – fkb)
Fi
Untuk data kelompok:
Pn= 1+ (n/10N- fkb) xi
Fi
Contoh
Misalkan kita ingin mencari persentil ke-5 (P5), persentil ke-20 (P20), dan ke-75 (P75),dari data yang disajikan pada tabel 3.13 yang telah dihitung desilnya itu. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
- Ø Mencari persentil ke-5 (P5):
Titik P5= 5/10N= 5/10X60= 3 (terletak pada skor 36). Dengan demikian dapat kita ketahui: 1= 35,50; fi= 2, dan fkb= 1.
P5= 1 + (5/10N-fkb) =36,50 +(3-1)
Fi 2
= 36,50
- Ø Mencari persentil ke-75 (P75):
Titik P75= 75/10N= 75/10X60= 45 (terletak pada skor 42). Dengan demikian dapat kita ketahui: 1= 41,50; fi= 8, dan fkb= 40
P75= 1 + (75/10N-fkb) =41,50 +(45-40)
Fi 8
= 42,125
Komentar
Posting Komentar